Friday 15 April 2011

Selamat Hari Jadi, Nur Anniesa Anis


Hari ini kamu telah mengenjak dewasa. Selama 21 tahun kamu bersama ayah dan mama serta adik adik.Selama itulah kami sangat menyenangi kamu.Seorang anak yang pintar dan bertanggung jawab.Ayah sentiasa mendoakan segala yang terbaik buat kamu.
Semoga kamu akan mencapai apa yang kamu cita citakan.Juga jodoh yang baik agar kehidupan kamu lengkap dan penuh bermakna.Semoga Allah merestui kamu selain ayah dan mama.Jadilah anak yang solehah agar zuriat kamu pula mendapat tempiasnya.
Hari ini ayah ucapkan SELAMAT HARI LAHIR kepada kamu dan ayah ingin berpesan semoga kamu tabah menempuh kehidupan bersama bimbingan Sunnah dan AlQuran.
Assalamualaikum.

Thursday 14 April 2011

Keizinan Ke Syurga

Tahukah saudara bahwa ketika seorang Mu’min telah lulus menyelesaikan segenap rangkaian pemeriksaan atas dirinya di yaumul hisab (hari perhitungan amal), maka barulah ia diizinkan Allah memasuki Al-Jannah (surga), negeri keabadian penuh kebahagiaan hakiki? Ia tidak diizinkan memasuki surga bilamana terbukti ia masih mempunyai permasalahan dengan sesama manusia, walaupun dengan Allah Ta’aala ia tidak lagi punya masalah apa-apa. Segenap dosanya yang bersifat hablun minallah telah diampuni Allah Ta’aala. Namun karena ia masih memiliki masalah hablun minannaas dengan sesama manusia, maka ia ditahan di suatu tempat dekat sekali dari baabul-jannah (pintu surga) guna menyelesaikan berbagai perkara (melakukan rekonsiliasi) dengan sesama manusia.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkannya sebagai berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَيَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَيَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ النَّارِفَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍبَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِفَيُقْتَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْبَعْضٍ مَظَالِمُكَانَتْ بَيْنَهُمْفِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَاهُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْفِي دُخُولِ الْجَنَّةِفَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِلَأَحَدُهُمْ أَهْدَى لِمَنْزِلِهِفِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِكَانَ فِي الدُّنْيَا
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang-orang yang beriman pada hari Kiamat selamat dari neraka, lalu mereka ditahan di jembatan antara surga dan neraka, lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain karena kezhaliman mereka waktu di dunia, sehingga setelah mereka dibersihkan dan telah suci, maka barulah mereka diizinkan memasuki surga. Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seseorang di antara mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia." (HR. Ahmad No. 10673)
Dalam hadits di atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggunakan istilah "ditahan di jembatan antara surga dan neraka" untuk menggambarkan masih menggantungnya masalah orang-orang beriman yang belum berhak masuk surga karena masih adanya problema antara dirinya dengan manusia lainnya yang pernah ia zalimi. Perbuatan menzalimi manusia lain merupakan perbuatan tercela yang sangat dibenci Allah Ta’aala. Dalam sebuah hadits Qudsi dikatakan sebagai berikut:
إِنِّي حَرَّمْتُ عَلَى نَفْسِيالظُّلْمَ وَعَلَى عِبَادِيأَلَا فَلَا تَظَالَمُوا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Allah berfirman, “Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Ahmad No. 20451)
Surga merupakan tempat yang hanya berhak dimasuki oleh hamba-hamba Allah Ta’aala yang benar-benar telah bersih dari segenap dosa, baik dosa kepada Allah Ta’aala maupun dosa kepada sesama hamba Allah. Oleh karenanya, seorang muslim senantiasa mendambakan dan mengharapkan ampunan Allah Ta’aala sebab ia tahu bahwa jika dirinya masih mempunyai dosa niscaya ia tidak berhak memasuki surga. Dan oleh karenanya seorang muslim sangat khawatir bila dirinya terlibat dalam sebuah perbuatan menzalimi manusia lain, sebab ia tahu bahwa mengharapkan maaf dari sesama manusia seringkali lebih sulit daripada mengharapkan ampunan Allah Ta’aala yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka di dalam hadits di atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan “...lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain karena kezhaliman mereka waktu di dunia...” dan ini merupakan suatu keharusan agar si muslim yang sempat berlaku zalim dapat menjadi bersih dari dosa tersebut sehingga layak memasuki surga. Sebab surga hanya menerima mereka yang bersih dan suka membersihkan diri. Oleh karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selanjutnya berkata, “...maka barulah mereka diizinkan memasuki surga.
Lalu terakhir Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan bahwa “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seseorang di antara mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia." Si mukmin kemudian berhak memasuki surga Allah Ta’aala dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan bahwa ketika si mukmin menginjakkan kakinya ke dalam surga tiba-tiba kakinya membawa tubuhnya melangkah menuju kediamannya di surga lebih mengetahui, mantap dan yakin daripada ia melangkahkan kakinya pulang ke rumahnya sewaktu hidup di dunia. Subhanallah...
Jadi, saudaraku, surga memang benar-benar kampung halaman sejati orang-orang beriman. Sebab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai perlu bersumpah demi Allah Ta’aala Dzat yang jiwanya berada di dalam genggamanNya, ketika menggambarkan hal tersebut. Sewaktu di dunia seseorang setelah pulang dari dinas luar kota tentu sangat rindu pulang ke rumahnya agar berkumpul dengan anak dan istrinya. Boleh jadi kerinduannya sedemikian rupa malah menyebabkan dirinya sampai kehilangan arah alias tersesat pulang ke rumahnya sendiri. Hal ini tidak bakal terjadi ketika seorang mu’min memasuki pintu surga lalu melangkahkan kakinya menuju rumah sejatinya, kampung halaman sejatinya.
Sungguh bahagianya bila seseorang dapat memasuki pintu surga lalu berkumpul kembali bersama keluarganya dan anak-keturunannya di kampung halaman sejati orang-orang beriman.
Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur’anul Karim:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍأَلْحَقْنَا بِهِمْذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْعَمَلِهِمْمِنْ شَيْءٍكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur [52] : 21).
Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur’anul Karim:
وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَغَيْرَبَعِيدٍهَذَا مَا تُوعَدُونَلِكُلِّ أَوَّابٍحَفِيظٍمَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَبِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍادْخُلُوهَا بِسَلامٍذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (QS. Qaaf [50] : 32-34 )
Ya Allah, masukkanlah kami beserta keluarga dan anak-cucu kami ke dalam RahmatMu dan SurgaMu.
 
(Dipetik dari majalah EraMuslim)

Saturday 9 April 2011

SAJAK- Ibu

Ku ciptakan sajak ini sebagai luahan kasih sayang buat ibu.Aku sedar aku tidak mampu menjaga ibu sepertimana ibu pernah memelihara  aku dari kecil hingga aku dewasa.Namun aku sedaya upaya menjalankan tanggungjawab aku  meskipun aku tahu ianya tidak setimpal dengan budi dan jasa serta  pengorbanan agungmu.
 
Setitik air susu yang masuk ke mulut
besar hajat ibu nak melihat aku hidup
air susu ibu tiada ternilai harganya
walau wang beribu dan harta berjuta.
Kulihat wajah ibu sejak muda sampai tua
dahi berkedut seribu uban putih penuh di kepala
aku tahiu ibu banyak jasanya
air tangan ibu seribu bau seribu rasa
terima kasih ibu.
Sejak kecil hingga aku besar
nyamuk seekor pun tidak diberi menggigit aku 
kerana aku kau jaga.
makan minum dan pakaian tidak pernah kurang
mendidik aku dengan penuh kasih sayang.
Pabila besar baru aku sedar
tidak ternilai ibu menabur jasa dan budi
seluruh kehidupan sanggup menjadi lilin
membakar diri 
rela berkorban memlihara aku seorang.
Ibu yang sudah tua
duduk sendiri memerhatikan anak anak
mengharapkan suatu hari
pabila anak sudah berjaya
ingin menumpang kasih kiranya masih bernyawa.
Selama ini ibu seperti hamba
hari ini aku ingin membalas jasanya
sakit demam makan minum pakaianmu
biar aku yang jaga
biar ibu senang di masa tua.
Ibu tidak mengharapkan harta dari anak anak
menjenguknya sebentar
sudah terubat rindu dikalbu.
Aku tidak akan lupa pada jasa dan budimu.
Oh Ibu!  ...Oh Ibu!
aku sayang padamu